Sejarah Mesjid Punteuet
Asal mula keberadaan Gampong Mesjid Punteuet yakni merupakan wilayah perkebunan yang sempat menjadi salah satu pusat penghasil tanaman pangan pada masa Kerajaan Samudera Pasai, hal ini terdukung oleh luasnya jumlah lahan yang tersedia dan keragaman bentuk lahan sarana perkebunan. Bila dari asal usul kata Mesjid Punteuet yang artinya Mesjid = Tempat ibadah, Punteuet = Tumbuhan beringin liar, berdasarkan cerita tokoh masyarakat Gampong Mesjid Punteuet yang menggambarkan kronologi terbentuknya nama Gampong Mesjid Punteuet bahwa dulunya Gampong Mesjid Punteuet bernama Gampong Meunasah Mesjid Punteuet, disebut demikian karena pada masa itu Mesjid dan Meunasah berdiri berdampingan pada satu lahan dan sejak dulu banyak tanaman pohon Punteuet yang tumbuh dilokasi halaman Mesjid dan Meunasah mereka yang saat itu juga menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk bermusyawarah, kemudian sekitar tahun 80an Meunasah dipindahkan ke jalan Nasional Medan – Banda Aceh. . Berdasarkan kondisi itu pula masyarakat setempat bersama tokoh dan pemuka Gampong saat itu bersepakat menamakan pemukiman mereka dengan nama Gampong Meunasah Mesjid Punteuet, namun di tahun 2001 nama tersebut berubah menjadi Gampong Mesjid Punteuet yang dianggap terlalu panjang serta untuk membedakan nama gampong dengan gampong Meunasah Mesjid Cunda di kecamatan Muara Dua.
Dulunya Gampong Mesjid Punteuet merupakan bagian dari pada Kabupaten Aceh Utara. Selanjutnya dengan meningkatnya status Lhokseumawe menjadi Kota Lhokseumawe sesuai dengan UU Nomor : 1 Tahun 2001 tentang pembentukan Kota Lhokseumawe, Gampong Mesjid Punteuet semula merupakan bagian dari Kabupaten Aceh Utara, maka dengan berubahnya status Kota Lhokseumawe secara otomatis Gampong Mesjid Punteuet menjadi bagian Kota Lhokseumawe karena berada dibawah Kecamatan Blang Mangat.
